Artikel Populer:
- Harus menarik
- Judul
- Kalimat awal
- Ungkapan peribahasa
- Kata-kata mutiara
- Semboyan hidup
- Puisi
- Cerita
- Memberi inspirasi
- Ide/gagasan tidak seperti orang kebanyakan
- Menerapkan kaidah Bahasa Indonesia
- Mengikat makna (deduktif/induktif)
- Menulis dengan hati
Jadilah Seperti Kursi
Oleh: Christopher Octaviano
Apakah sebenarnya fungsi kursi itu? Mungkin sebagian dari Anda berpikir bahwa kursi merupakan benda yang kotor. Ia diduduki oleh berpuluh-puluh bokong hanya dalam satu hari. Tempat duduk telah menjadi saksi bisu segala perbuatan Anda ketika sedang berada di atasnya. Tak jarang Anda menemukan kondisi kursi yang sudah memprihatinkan, kotor, cat yang mengelupas, dan terkadang ditempeli permen karet. Tetapi pernahkah Anda berpikir bahwa kursi menjadi seperti itu karena ia menerima semua orang yang mendudukinya tanpa membeda-bedakan suku, agama, ras, dan golongan? Sekarang ini Bangsa Indonesia sedang berada dalam perpecahan antar umat beragama. Ada kelompok-kelompok "kebal hukum" yang berusaha menghancurkan toleransi dalam beragama dan hanya mementingkan kelompoknya sendiri. Bila hal ini berlanjut, tentulah Bangsa Indonesia tidak akan mencapai titik dimana semua orang dapat merasakan "Kemerdekaan" yang selama ini kita perjuangkan. Kalau saja semua orang dapat mengerti dan melaksanakan filosofi dari sebuah kursi, maka "Kemerdekaan" yang diidam-idamkan bukanlah lagi sebuah impian, namun kenyataan. Oleh karena itu, jadilah seperti kursi yang dapat menerima siapapun tanpa membedakan apa pun.
Berputar Namun Tak Diduduki
Oleh: Bima Satyawan
Berapa buah yang disediakan dalam gedung DPR? Ujar Basuki Tjahja Purnama ketika sidang bersama tahun lalu. Banyak sekali jumlah yang disediakan. Banyak juga orang-orang yang dapat mendudukinya. Lantas kenapa tidak diduduki? Karena kursi itu tidak layak dikatakan telah diduduki bila yang menduduki otak dan jiwanya kosong. Hanya ditiduri, disandar, dan sebagai alat lapak gosip. Lantas kursi itu hanya berputar, namun tidak diduduki. Mengapa duduk? Karena itulah gunanya kursi. Jika ingin tidur pakailah tempat tidur, jika ingin gosip berkumpullah di saung, dan sebagainya. Sudah dipilih oleh rakyat seharusnya bertanggung jawab saat menduduki kursinya, bukan korupsi.
Setelah beberapa orang membacakan karangan miliknya, Bu Niknik melanjutkan pelajaran hari ini dengan meminta kami menukar foto diri masing-masing dengan seorang teman. Foto tersebut akan digunakan untuk membuat biografi teman kami. Selanjutnya, kami diminta untuk mewawancarai teman kami untuk mendapatkan informasi membuat biografi.
Pada pertemuan keenam ini, kami belajar bagaimana membuat artikel populer dan biografi agar menarik dan tidak seperti karangan pada umumnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar